Kamis, 19 Desember 2013

makalah neoplasma



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kanker bukan suatu penyakit, tetapi beragam penyakit yang sama-sama memiliki gambaran kekacauan pengendalian pertumbuhan. Beberapa kanker seperti Limfoma Hodkgin, dapat disembuhkan, sementara yang lain, misalnya kanker pancreas, memperlihatkan angka kematian yang sangat tinggi. Satu-satunya harapan untuk mengendalikan kanker terletak pada mempelajari lebih banyak tentang kausa dan patogenesisnya, dan telah banyak dilakukan upaya untuk memahami kausa dan dasar molecular kanker.
Dalam ilmu patologi anatomik, tumor identik dengan neoplasma. Sedangkan dalam klinik istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, pembengkakan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma, maupun oleh radang (rubor, calor, dolor, tumor, fungsio laesa) atau perdarahan, dan sebagainya. Neoplasma membentuk tonjolan disebabkan oleh neoplasma.

Neoplasma ialah penyakit pertumbuhan sel. Regenerasi epitel dan pembentukan jaringan granulasi juga merupakan kumpulan sel baru yang sedang tumbuh. Tetapi bukan neoplasma karena pertumbuhannya sesuai dengan jalannya pertumbuhan normal.
Seperti diketahui sel itu mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan berkembangbiak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma, sedangkan berkembang biak bergantung kepada aktivitas intinya. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar energy digunakan untuk berkembang biak.
Seperti diketahui sitoplasma itu terdiri atas 3 bagian terpenting yaitu :
1.      Partikel-partikel besar atau mitochonrdria
2.      Partikel-partikel kecil atau mikrosom = ergastoplasma = endoplasmic reticulum
3.      Zat-zat yang terlarut.
Pada tomur-tumor eksperimentil mitochondria sangat berkurang jumlahnya, kadang-kadang hanya ¼ dari jumlah normal, besarnya tidak sama, kristanya tidak teratur dan sering menunjukkan degenerasi. Karena itu enzim-enzim yang diperlukan untuk fungsi sel juga sangat berkurang. Ergastoplasma ialah saluran-saluran dengan pelebaran-pelebaran, cistern-cisterna dan vesikel- esikel yang mengandung ribosomal RNA di permukaannya untuk pembuatan asam-asam amino. Pada neoplasma vesikel-vesikel melebar dan berkurang jumlahnya. Ini menunjukkan bahwa ergatoplasma fungsi-fungsinya berkurang atau hilang sama sekali

B.     Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk memahami tentang neoplasma
2.      Untuk memehami definisi dan pengertian neoplasma
3.      Untuk mengetehui klasifikasi neoplasma

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Difinisi
Neoplasia secara harfiah berarti proses “pertumbuhan baru” dan suatu pertumbuhan baru disebut neoplasma. Kata tumor semula diterapkan untuk pembengkakan akibat peradangan. Neoplasma juga dapat memicu pembengkakan, tetapi setelah beberapa lama pemakaian tumor untuk menerangkan hal selain neoplasma mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, kata ini sekarang berarti neoplasma. Onkologi (Yunani oncos=tumor) adalah ilmu tentang tumor atau neoplasma. Kanker adalah kata umum untuk semua tumor ganas. Meskupun asal mula asal kata ini agak kurang jelas, diperkirakan kanker berasal dari kata lathin untuk kepiting, cancer-mungkin karena kanker” melekat pada bagian apapun yang dapat dicenghkramnya secara terus menerus, seperti kepiting”.
Onkologi ialah ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan oleh tumor. Dalam artian umum, tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal didalam tubuh, tetapi dalam artian khusus, tumor adalah benjolan yang disebabkan neoplasma. Secara klinis secara klinis, tumor dibedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya, kista, akibat reaksi radang atau hiper trofi.
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena timbul atau berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Kanker *karsinoma*, atau sarkoma* tumbuh menyusut (infiltratif) kejaringan sekitarnya sambil merusaknya (destruktif), dapat menyebar kelain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan menekan jaringan disekitarnya (ekspansif), dan umumnya tidak bermetastasis* misalnya lifoma.
Menurut Sir Rupert Willis, Neoplasma(Tumor) adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan & tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti
Klasifikasi patologi tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan miskroskopik pada jarinagan dan sel tumor. Dari pemeriksaan mikroskopik ini tampak gambaran keganasan yang sangat bervariasi, mulai dari yang relatif jinak, ke yang paling ganas. Pada satu organ dapat timbul satu atau lebih neoplasma yang sifatnya berlainan.
Meskipun semua dokter mengetahui apa yang maksud ketika menggunakan kata neoplasma, untuk menentukan difinisi kata ini, ternyata cukup sulit. Ahli onkologi inggris terkemuka Willis, mungkin paling mendekati, “neoplasma adalah suatu massa abnormal jaringan, yang pertumbuhannya melebihi serta tidak terkoordinasi dengan jaringan normal dan tetap berlebihan walaupun rangsangan yang memicunya telah berhenti”. Kita mengetahui bahwa mneatapnya tumor karena bahkan setelah rangsangan pemicu lenyap terjadi akibat perubahan genetik (herediter) yang diwariskan keketurunan sel tumor. Perubahan genetik ini memungkinkan sel tumor berpoliperasi secara berlebihan dan tidak terkendali serta menjadi otonom(independen terhadap rangsangan pertumbuhan fisiologis).

B.     Etiologi
Faktor penyebab kanker berbeda-beda di berbagai negara. Yang berperan penting, antara lain makanan (kelebihan kalori, kelebihan zat lemak, kekurangan serat) dan peracunan diri (asap rokok). Selain itu, karsinogen mealalui makanan, industri dan kedokteran dapat mengancam. Infeksi 9hepatitis, sistomiasis) masih memegang peranan penting dibeberapa negara.
1.      Karsinogenesis Kimiawi
Ada beberapa bahan kimia yang dikenal sebagai bahan yang bersifat karsinogenik. Diantara bahan tersebut ada yang bersifat alami, dan ada yang bersifat sintetik atau semi sintetik. Yang merupakan bahan antara (industrial intermediates) dalam Industri.
Aflatoksin B1, dustu karsinogen alami, adalah mitoksin yang berasal dari Aspergillus Flavus yang mudah tumbuh pada berbagai butira tanaman serelia atau tanaman kacang kacangan, misalnya kacang tanah yang di simpan dalam suasana lembap. Bahan ini merupakan promotor kuat bagi karsinoma pada pengidap sirosis hati.
Vinilklorida yang merupakan bahan antara dalam industri plastik, dapat menginduksi angiosarkoma hepatis, terutama pada karyawan di industri plastik, sedangkan bahan antara pada industri bahan celup, yaitu 2-naftilamin adalah suatu karsinogen yang menimbulkan karsinoma kandung kemih. Benzo(a)piren, suatu pencemar lingkungan yang terdapat di mana-mana, berasal dari pembakaran tak sempurna pada mesin mobil dan mesin lain (jelaga dan ter), terkenal sebagai suatu karsinogen untuk binatang, dan mungkin sebagai suatu karsinogen untuk binatang, dan mungkin sekali juga bersifat karsinogen pada manusia.
Umumnya bahan karsinogen ini mencemari udara, terutama di kota-kota besar dan di kawasan industri sehingga penduduk kota beresiko tinggi untuk menderita kanker. Demikian juga pekerja pada industri yang menghasilkan bahan antara karsinogenik. Di kota, mobil merupakan sumber karsinogen terpenting selain industri. Lingkungan di sana lebih tercemar oleh buangan air dan sisa produksi industri yang sering mengandung berbagai macam karsinogen.
Kemungkinan adanya bahan karsinogen akibat pekerjaan di lingkungan kedokteran juga penting diingat, misalnya akibat penggunaan kemoterapi dalam onkologi.
Virlilklorida yang merupakan bahan antara industru palstik, dapat menginduksi angiosarkoma hepatis, etrutama pada karyawan di indutri plastik, sedangkan bahan antara pada industri bahan celup, yaitu 2-naftilamin adalah suatu karsinogen yang menimbulkan karsinoma kandung kemih.
2.      Karsinogen Fisik
Sinar ionisasi ternyata bersifat karsinogen. Pada akhir abad yang lalu sudah diketahui bahwa bahwa banyak pkerja industri radium menderita sarkoma tulang dan karsinoma paru. Pajanan sinar radioaktif dari bom atom di Jepang juga ternyata mengakibtakan karsinoma dan leukimia. Demikian juga penduduk Ukraina sekitar Tsejnorbyl setelah ledakan di pusat nuklir tenaga listrik. Para dokter yang dahulu melakukan pemeriksaan sinar tembus tanpa perlindungan tangan ternyata banyak menderita karsinoma kulit tangan. Sinar penyinaran Rotgen merupakan penyinaran dengan sinar radioaktif.
Dalam hal sinar ini harus diingat kemungkinan karsinogenesis iatrogen, yaitu yang disebabkan oleh tindakan kedokteran, umpamanya eksposisi pada sianr tembus yang merupakan sinar ionisasi atau ultraviolet yang digunakan revalidasi.
Radiasi, dimanapun sumbernya (UV, sinar x, fisi nuklir, radionuklida) merupakan karsinogen. Pelopor & pengembang sinar rontgen menderita kanker kulit. Korban selamat bom Hiroshima Nagasaki mengungkapkan peningkatan nyata insiden leukemia. Efek onkogenik UV alami sinar matahari dapat menyebabkan kanker kulit (resikoàberkulit terang yg tinggal di tempat panas)
3.      Peranan Hormon
Hormon dapat merupakan promotor terjadinya keganasan; ini terbukti secara ekspremental maupun secara klinis. Pada hewan coba tikus, terbukti bahwa karsinoma uteri lebih mudah timbul jika pada tikus tersebut diberikan juga sediaan estrogen. Sementara itu pemberian sediaan estrogen pada wanita pascamenopause mempengaruhi perkembangan karsinoma korpus uteri. Pemberian diestilbestrol (DES) yang lazim dilakukan untuk mencegah abortus pada beberapa yang lalu, mengakibatkan wabah karsinoma sel bening pada vulva dan vagina anak perempuan pada usia 15 tahun lebih. Selain itu, terdapat cacat bawaan pada alat kelamin luar dan dalam pada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan.
Beberapa jenis hormone menjadi salah satu co-faktor pada karsinogenesis. Sebagai contoh estrogen membantu pembentukan kanker endometrium dan payudara. Hormone steroid merangsang pembentukan karsinoma sel hati.


4.      Karsinogenesis viral
Saat ini dikenal empat keluarga virus yang berhubungan dengan terjadinya kanker pada manusia. Keganasan tersebut timbul pada orang dewasa maupun anak-anak dan mengakibatkan moratlitas kira-kira 25% dari jumlah kasus kanker baru didunia. Jadi kebanyakan proses keganasan dapat dicegah jika infeksi virus dapat dihindar.
Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa baik virus DNA maupun virus RNA dapat menimbulkan transformasi sel.
 Virus DNA mengandung DS-DNA yang dapat berintegrasi sebagian atau seluruhnya dengan kromosom sel pejamu. Mereka dapat bergabung untuk waktu yang lama. Pada perpaduan yang lama ini menimbulkan mutasi sehingga terbentuk neoplasma.
5.      Faktor gaya hidup
Gaya hidup, khususnya kebiasaan makan, merupakan salah satu sebab meningkatnya risiko terserang kanker. Asupan kalori yang berlebihan terutama yang berasal dari lemak binatang dan kebiasaan makan makanan yang kurang serat meninggikan resiko terhadap berbagai keganasan, sperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
Asap rokok merupakan bahan yang mengandung berbagai macam karsinogen. Akibat buruk asap rokok tidak tertandingi oleh asap dan bahan kimia lain yang mencemari udara. Dampak negatif lain dari kebiasaan merokok adalah mempercepat perkembangan arterosis juga pada masih muda.
Alkohol mempenngaruhi selaput lendir mulut, faring dan esofagus, sehingga lebih mudah mengalami keganasan. Selain itu, alkohol meningkatkan kejadian kanker hati. Pengaruh karsinogenik rokok diperbesar oleh alkohol.
6.      Parasit
Parasit Schistosoma hematobium menyebabkan karsinogen planoseluler, dan bukan karsinoma sel transisel yang lazim terdapat di buli-buli akibat serbuan parasit yang ke dinding buli-buli usia 25-40 tahun. Penyakit ini banyak terdapat di Mesir karena sistosamiasis yang tinggi.
Schistosoma dan Clonorchis sinensis adalah parasit yang dihubungkan dengan tejadinya kanker kandung kemih dan infeksi Clonorchis sinensis yang dihubungkan dengan terjadinya kanker pada kandung empedu.
7.      Sunat dan Fimosis
Smegma yang tertimbun antara glans dan prepusium pada keadaan fimosis menyebabkan iritasi kronik yang mungkin disertai balanopostitis. Rangsangan setempat yang menahun ini dapat menyebabkan terbentuknya karsinoma planoseluler di glans penis atau permukaan prepusium.
Sunat atau sirkumsisi mencegah terjadinya karsinogenesinoma penis, kecuali bila dilakukan secara tidak sesuai dengan tata cara berlaku karena sirkumsisi yang tidak lengkap dapat menyebabkan fimosis.
8.      Faktor Genetik
Faktor genetik tampaknya berperan dalam keganasan tertentu sehingga kanker ini ditemukan pada keluarga tertentu. Misalnya, ada keluarga yang anggotanya banyak menderita poliposis koli, suatu penyakit familial yang cendurung menjadi maligna. Penyakit kanker yang familial,atau yang diturunkan oleh faktor genetik, kadang ditemukan, misalnya kanker payudara dan kanker ovarium. Akan tetapi, umumnya keganasan dalam suatu keluarga sipengaruhi oleh gaya hidup dan lingkungan (Faktor kimiawi dan fisik).
9.      Penurunan Imunitas
Penurunan imunitas karena tindakan kedokteran (iatrogen), misalanya penggunaan kemoterapi, pemberian kartikosteroid jangka lama, atau terapi penyinaran luas dapat mengakibatkan timbulnya keganasan setelah sepuluh tahun atau lebih. Keganasan yang dapat timbul pada defisiensi imunitas ini, antara lain imfoma malignum dan leukemia. Imunosupresi oleh infeksi HIV dapat menyebabkan terjadinya tumos Koposi.

C.    Epidemiologi
1.      Insidens
Suatu aspek yang penting pada distribusi geografi kanker ialah penduduk yang berpindah dari suatu insidens kankernya rendah ke tempat yang insiden kankernya tinggi, atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan awal mulanya kanker tidak terletak pada kejadian yang baru.
Factor lingkungan merupakan penentu utama bagi sebagian kasus kanker.dalam suatu penelitian besar,proporsi risiko akibat kausa lingkungan adalah 65%, sedangkan factor herediter menyumbang 26-40%.
Perbedaan geografik juga merupakan factor penunjang kematian akibat kanker.
·         Kematian kanker payudara : sekitar 4-5 kali lebih tinggi di amerika serikat dan eropa di banding di jepang.
·         Kematian akibat karsinoma lambung : 7 kali lebih tinggi di jepang daripada di amerika serikat.
·         Karsinoma sel hati relative jarang di amerika serikat, tetapi merupakan kanker paling mematikan di banyak di populasi afrika.
2.      Golongan risiko tinggi
Risiko terjadinya penyakit kanker dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang terpenting ialah usia; secara umum dapat dikatakan makin tua, makin besar resikonya. Hal ini dapat dimengerti karena pajanan pada karsinogen inisiator, dan promotor lebihlama ada usia lanjut.
Faktor genetik kadang ada, dan mungkin memainkan peranan penting. Di dalama keluarga tertentu,, ada penyakit yang tampak familial, tetapi umumnya bukan karena sifat turun-temurun, malainkan lebih karena faktor gaya hidup.
Pengaruh ionisasi pada prakteknya tidak penting. Walaupun demikian, penggunaan sianr secara massal dan kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam insutri atom harus disadari.
Pencemaran lingkungan makin mengancam dunia;ini tentu merisaukan. Peracunan lingkungan orang per orang, misalnya dari makanan, minuman, rokok,, merupakan bahan yang harus disampaikan dalam komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan.
Secara umum,frekuensi kanker meningkat seiring pertumbuhan usia. Sedangkan besar mortalitas akibat kanker terjadi pada usia antara 55-75 tahun. Peningkatan insiden seiring usia munmgkin dapat dijelaskan dengan trjadinya akumulasi mutasi somatic yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas, menurunya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan.
Kanker menyebabkan lebih dari 10% kematian pada anak-anak berusia 15 tahun atau kurang. Kanker mematikan yang utama pada anak: leukimia, tumor, dan sarcoma tulang.
D.    Jenis Tumor
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel timor tergantung pada besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi, autonominya dalam pertumbhan, dan kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
Sel tumor terbentuk bermacam-macam (polimorfi) dengan warna yang beraneka (polikromasi) karena tinggi kadar asam nukleat dalam inti dan tidak meratanya distribusi kromosom inti. Inti sel relatifn besar dengan rasio inti/sitoplasma yang lebih randah. Insidens mitosis lebih tinggi dan terdapat mitosis abnormal. Susunan sel tidak teratur (anaplastik). Sel tumor bersifat tumbuh terus tanpa batas sehingga tumor makin lama makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma ganas, selnya tumbuh sambil menyusup dan merembes ke jaringan sekitarnya.
Jenis Tumor
1.      Nonneoplasma
2.      Neoplasma (Tumor)
3.      Kista
4.      Hipertrofi
5.      Ganas/Maligna (kanker)
6.      Karsinoma Sarkoma
7.      Benigna
8.      Radang
Selain bersifat menyusup, sel kanker dapat melepaskan diri, meninggalkan tumor induknya dan masuk ke dalam pembuluh limfa atau pembuluh darah, terutama pembuluh kapiler. Dengan cara ini, terjadi penyebaran (metastasis) lomfogen dan hematogen.
Akhirnya sel-sel ganas ini dapat merusak bentuk dan fungsi organ yang bersangkutan. Tumor dapat menyumbat saluran tubuh dan menimbulkan obstruksi. Oleh karena kadang kecepatan tumbuh sel kanker tidak seimbang dengan pasokan darah, sebagian sel kanker dakan mengalami hipoksia atau anoksia sehingga terjadi nekrosis yang menyebabkan ulkus di permukaan.
1.      Atas dasar sifat biologik tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak (tumor jinak), tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas yang disebut “intermediate”.
Tumor jinak atau beligna
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai (kapsul), tidak tumbuh infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi horrmon atau yang terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya di sumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplegia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.
Tumor ganas atau maligna
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah dan dapat menimbulkan kematian.


Tumor intermediate
Di antara dua kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang agresif local atau tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
2.      Atas dasar sel atau jaringan
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar jaringan dasar sel tumor yaitu
Berasal dari sel totipoten
Sel totipoten adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh. Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering ditemui pada gonad yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimediastinum dan daerah pineal.
Berasal dari sel embrional pluripoten
Sel embrional dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai contoh ialah tumor sel embrional pluripoten yang berasal dari anak ginjal, disebut nefroblastoma, sering berdeferensiasi ke dalam struktur yang menyerupai tubulus ginajal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan atau tulang rudimenter. Tumor ini contohnya dapat terdapat pada retinoblastoma, hepatoblastoma, embrional rhabdomisarcoma.
Berasal dari sel yang berdeferensiasi
Jenis sel dewasa yang bederensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdeferensiasi.
Perbedaan Neoplasma Jinak dan Ganas
Jinak
Ganas
Serupa sel asal
Tepian licin (bersimpai)
Menekan
Tumbuh perlahan
Sedikit Vaskuler
Jarang Timbul Ulang
Jarang nekrosis dan ulserasi
Jarang efek sistemik kecuali
Neoplasma endokrin
Tidak sama dengan sel asal
Tepian tidak rata
Menyusup
Tumbuh Cepat
Vaskuler/sangat Vaskuler
Sering residif setelah dibuang
Umumnya nekrosis dan ulserasi
Umumnya efek sistemik
E.     Tata Nama
Semua tumor jinak dan ganas, memiliki dua komponen, yaitu (1) sel neoplastik yang berproliferasi dan membentuk parenkim dan (2) stroma penunjang yang terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh darah. Selain itu, terdapat “komunikasi” antara sel tumor & sel stroma dan nampaknya secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tumor yang tampaknya secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tumor. Pada sebagian tumor, stroma jaringan penunjang hanya sedikit sehinnga neoplasma menjadi lunak & menyerupai daging. Kadang-kadang, sel parenkip merangsang pembentukan stroma kolagen dalam jumlah besar dan disebut Desmoplasia. Akan tetapi, tata nama tumor didasarkan pada komponen parenkim.
Tumor jinak. Secara umum, diberi nama dengan menambahakan akhiran – oma pada sel asalnya. Contohnya, tumor jinak yang berasal dari sel fibroblastik disebut Fibroma, tumor tulang rawan adalah kondroma, dan tumor osteoblas disebut osteoma. Sebaliknya , tata nama tumor epitel jinak lebih kompleks. Tumor-tumor ini memiliki beragam klasifikasi, sebagian didasarkan pada asal sel, sebagian berdsasarkan arsitektur mikroskopik, dan sebagian lainnya berdasarkan pola makroskopiknya.
Adenoma merupakan kata yang digunakan untuk satu neoplasma epitel jinak yang membentuk pola kelenjar serta untuk tumor yang berasal dari kelenjar, tidak harus membentuk pola kelenjar. Contohnya satu neoplasma epitel jinak yang bersasal dari sel tubulus ginjal dan tumbuh dalam bentuk kelompok kelenjar kecil akan diberi nama adenosoma. Neoplasma epitel jinak yang secara mikroskopik atau makroskopik membentuk tonjolan mirip jari atau kutil dari permukaan epitel disebut sebagai papiloma. Yang membentuk massa kistik besar, seperti di ovarium disebut kista denoma.
Sifat neoplasma :
1.      Hilangnya respon terhadap pengendalian pertumbuhan
2.      Bertindak sebagai parasit
3.      Berkompetisi terhadap sel/jaringan untuk kebutuhan metabolisme.
4.      Tidak tergantung growth factor

1.      Tumor jinak
a.       Adenoma : neoplasma epitel jinak berawal dari kelenjar.
b.      Papiloma : neoplasma epitel jinak tumbuh di suatu permukaan dan menghasilkan tonjolan seperti jari.
c.       Polip : suatu massa yang menonjol di atas permukaan mutosa.
d.      Kristadenoma : massa kistik berongga khas ditemukan di ovarium.
Tumor Jinak
Asal : Epitel, mesenkim
Nama Jaringan atau sel + OMA
Contoh : Adenoma
2.      Tumor ganas
a.       Sarkoma : neoplasma ganas yang berasal dari jaringan mesenkim/ turunannya.
b.      fibrosarkoma : berasal dari jaringan fibrosa.
c.       karsinoma : neoplasma yang terdiri atas kondrosit.
d.      karsinoma : neoplasma ganas yang berasal dari sel epitel
Tata nama Tumor Ganas pada dasarnya mengikuti tata nama tumor jinak, dengan penambahan dan pengecualian tertentu.
Maligna : nama sel asal + Karsinoma / Sarkoma
Asal sel epitel: + Karsinoma
Asal jaringan mesenchym: + Sarkoma
Epitel tubuh manusia berasal dari 3 germ layers: Ektoderm (epitel kulit) mesoderm, endoderm (epitel Usus)
-          Penamaan tumor jinak namun ganas
-          Melanoma è Melanokarsinoma
-          Hepatoma è Karsinoma Hepatoseluler

F.     Mekanisme Neoplasma
Invasi lokal
Tumor jinak tetap berada ditempatnya berasal, tidak memiliki kemampuan menginfiltrasi, menginvasi, atau menyebar ke tempat yang jauh seperti kanker. Contohnya, fibroma dan adenoma berkembang secara lambat, membentuk kapsul fibrosa yang memisahkannya dari jaringan pejamu.
Kapsul ini mungkin berasal dari stroma jaringan asli karena sel parenkim mengalami atrofi akibat tekanan tumor yang membesar, tidak semua neoplasma jinak memiliki kapsul.
Kanker tumbuh dengan cara menginfiltrasi, menginvasi dan penetrasi progresif ke jaringan sekitar, tidak membentuk kapsul yang jelas. Cara pertumbuhan yang bersifat infiltratif menyebabkan perlunya pengangkatan jaringan normal disekitar secara luas melalui bedah.
Metastasis
Metastasis menunjukkan terbentuknya implan sekunder yang terpisah dari tumor primer, mungkin di jaringan yang jauh. Dibandingkan ciri-ciri neoplastik lainnya, kemampuan invasi dan metastasis menunjukkan secara pasti suatu neoplasma bersifat ganas.
Namun, tidak semua kanker memiliki kemampuan sel bermetasis yang setara. Secara umum, semakin anaplastik dan besar neoplasma primernya, semakin besar kemungkinan metastasis. Namun kanker yang sangat kecil juga dapat mengakibatkan metastasis, dan sebaliknya, kanker yang besar mungkin belum tentu menyebar saat ditemukan.
Neoplasma ganas menyebar melalui salah satu :
1.      Penyemaian dalam rongga tubuh
2.      Penyebaran limfatik
3.      Penyebaran hematogen
Penyemaian kanker terjadi bila neoplasma menginvasi rongga alami tubuh. Misalnya karsinoma kolon dapat menembus dinding usus dan mengalami reimplantasi di rongga peritonium. Penyebaran limfatik lebih khas untuk karsinoma, sedangkan rute hematogen lebih kepada sarkoma. Namun terdapat banyak hubungan antara sistem limfe dan vaskular sehingga kanker dapat berkembang melalui salah satu atau kedua sistem.
Misalnya karsinoma paru yang timbul di saluran nafas menyebar ke kelenjar getah bening bronkialis regional, kemudian ke kelenjar getah bening trakeobronkus dan hilus. Karsinoma payudara biasanya timbul di kuadran luar atas dan menyebar ke kelenjar aksila.
Penyebaran hematogen merupakan konsekuensi kanker yang paling ditakuti. Arteri lebih sulit ditembus daripada vena. Setelah vena mengalami invasi, sel kanker mengikuti aliran vena bersama darah, hati dan paru adalah tempat sekunder yang paling sering terkena.

G.    Diagnosa
1.      Pemeriksaan Makroskopik
Yaitu dengan penglihatan mata biasa diperhatikan jaringan tumor itu. Misalnya pada carcinoma mammae, secara makroskopik terlihat adanya bercak bercak berwarna kunung kemerahan, yang menunjukan adanya jaringan nekrotik dan pendarahan. Secara makroskopik juga terlihat ada tidaknya simpai tumor, adanya pertumbuhan yang ilfiltratif, apakah jaringan tumor, adanya jaringan rapuh atau tidaknya, semuanya merupakan tanda ganas.
2.      Pemeriksaan Histolik
Merupakan cara yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis neoplasma. Jaringan yang akan diperiksa difiksasi dalam cairan formalin 10%. Ahli patologi anatomik memiliki berbagai cara untuk mengolah jaringan ini. Cara klasik ialah dengan blok paraffin, dan dipulas dengan hematoksilin dan eosin (H.E). cara ini memerlukan waktu 24 jam. Yang cepat adalah dengan cara potong beku (frozen section, vriescoupe). Cara ini banyak dilakukan pada operasi cepat.
3.      Biopsi jarum – biopsi aspirasi
Cara ini meskipun tidak digunakan secara luas tetapi telah dapat dibuktikan manfaatnya oleh orang orang pengalaman seperti smetana. Cara ini biasanya dilakukan pada pengambilan jantung hati, pleura, ginjal, kadang kadang limpa. Kadana – kadang tumor payudara.Cara biopsi jarum memerlukan keterampilan ahli klinik dan ahli patologi anatomik untuk menegakkan diagnosis dari sepotong jaringan kecil berbentuk torak.

4.      Pemeriksan darah Tepi
Teknik pemeriksaan hemotologik banyak dikembangkan dalam doagnosis kanker. Salah satu cara ialah isolasi dan menentukan sel sel tumor pada peredaran darah. Diusahakan untuk mencarinya dengan pulasan sedimen. Biasanya sangat sedikit sel yang ditemukan pada pemeriksaan pulasan darah rutin.
5.      Pemeriksaan hormon dan enzim
Pemeriksaan ini dapat membantu diagnosis kanker. Terbentuknya fosfatase asam karena adanya anaksebar karsinoma prostat dalam tulang membantu diagnosis neoplasma.
6.      Pemeriksaan sitologik
Disebut pula sitologi eksfoliat, suatu cara diagnostiuk yamg penting untuk menemukan kanker.dasar pemeriksaan ini ialah: 1.Perubahan patologik yang disebut anaplasi merupakan sufat sel tumor ganas dan yang merupakan parubahan dari sel normal. 2. Sel sel tumor ganas kohesinya kurang daripada normal, sehingga mudah terlepas.

H.    Pencegahan
1.      Penyuluhan kesehatan
Penyegahaan kanker sangat dihambat oleh salah pengerti antara masyarakat awam dan dokter. Proses KIE kesehatan untuk masyarakat terdiri atas beberapa langkah yang dapat disingkat sebagai berikut; penangkapan, pemahaman, pengulangan, penerimaan, dan dimengerti masyarakat; umumnya harus diberikan beberapa kali sebelum dapat diterima dan akhirnya dilaksanakan. Penyuluhan untuk mengubah gaya hidup baru berhasil bila terjadi proses motivasi dan keyakinan, disertai kesadaran untuk melakukannya.
2.      Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan dengan melakukan perubahan dalam gaya hidup buruk menuju ke gaya hidup sehat dengan cara mengkonsumsi makanan yang cukup gizi dan sehat, tidak merokok, dan lain-lain.

3.      Penapisan
Proses penapisan meliputi pemeriksaan seseorang yang tidak menunjukkan gejala atau tanda penyakit, dengan tujuan menemukan kasus yang belum menimbulkan masalah klinis. Penapisan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa jika diagnosis ditegakkan sedemikian dini dan terapi langsung diberikan diberikan hasil penanganan akan lebih baik dibanding hsil pengobatan pada penyakit yang menyebabkan seseorang mencari pengobatan.

I.       Penyebaran Tumor Ganas
1.      Penyebaran setempat / local :
Penjalaran sel-sel tumor dari tumor induk ke jaringan sehat sekitarnya secara infiltrative, masa sel tumor bberhubungan dengan tumor induknya.
2.      Penyebaran jauh / metastasis :
Pelepasan sel-sel tumor dari tumor induk, diangkut oleh aliran darah atau getah bening ke tempat jauh,, membenntuk pertumbuhan baru atau anak sebar atau metastase. Masa tumor anak sebar tidak berhubungan dengan masa tumor induk.
Syarat terjadinya penyebaran tumor ganas :
a.       Adanya pelepasan sel-sel tumor yang dapat hidup otonom
Pada tumor jinak, proliferasi sel tumor menyebabkan bertambahnya isi dan tekanan mekanik yang menekan jaringan sehat sekitarnya ( pertumbuhan ekspansif ) dan mengakibatkan terentuknya simpai yang merupakan batas tegas jaringan sehat dan tumor.
Pada tumor ganas, proliferasi sel tumor menyebabkan bertambahnya isi dan tekanan mekanik. Terjadinya penurunan kadar kalsium dinding sel menyebabkan kohesi sel-sel tumor ganas berkurang sehingga terjadi pelepasan sel-sel tumor dari induknya. Sel-sel tumor juga mengelurkan enzim-enzim litik seperti kolagenase, hialuronidase, musinase yang mempengaruhi jaringan sekitarnya sehingga sel-sel tumor dapat bebas bergerak masuk ke ruang antar sel atau menembus sitoplasma sel-sel otot, membentuk pertumbuhan infiltrative. Sel-sel tumor juga dapat menembus pembuluh limfe, tumbuh sepanjang pembuluh limfe (lymphatic permeation) yang merupakan siifat penyebaran spesifik pada karsinoma prostat.
Kesemuanya ini ttidak cukup untuk membentuk anak sebar tanpa kesanggupan sel-sel yang terpisah itu untuk hidup otonom.
b.      Adanya jalan penyebaran
1.)    Melalui pembuluh darah (hematogen)
Penyebaran ini spesifik untuk sarcoma. Pembuluh vena berdinding tipis sehingga mudah ditembus oleh sel-sel tumor, sel-sel tumor sebagai embolus oleh aliran darah vena dan tersangkut pada hati atau paru-paru dan membentuk anak sebar disana. Sel tumor dapat juga masuk ke pembuluh limfe ( pada tumor rongga perut ) kemudian melalui duktud torasikus masuk ke vena jugularis sinistra. Arteri berdinding tebal sehingga sukar ditembus, karena penyebaran dengan cara ini jarang terjadi. Penyebaran melalui pembuluh darah arteri hanya dapat terjadi pada tumor paru-paru atau anak sebar di paru-paru yang membentuk embulos tumor. Sel-sel tumor sebagai embilos masuk ke jantung kiri kemudian ke pembuluh arteri dan tersangkut pada alat tubuh yang menerima banyak darah arteri missal, ginjal, anak ginjal, sumsum tulang.
2.)    Melalui pembuluh limfe (limfogen)
Penyebaran ini spesifik untuk carcinoma, sel-sel tumor yang telah menembus pembuluh limfe diangkut oleh cairan getah bening sebagai embolus, kemudian tersangkut pada kelenjar getah bening regional. Anak sebar mungkun menyebabkan terbendungnya aliran cairan getah bening sehingga terjadi aliran retrograde dan menimbulkan penyebbaran retrograde.
3.)    Penyebaran dengan transplantasi langsung
Penyebaran ini terjadi pada rongga serosa ( rongga perut, pleura ) yang disebut transcoelomic spread. Misalnya, pada tumor ganas lambung, sel-sel menembus serosa dan dengan gaya gravitasi sel akan jatuh keda lam rongga di bawahnya ( misalnya rongga pelvis). Sel dengan bantuan fibrin akan melekat pada serosa ovarium atau rectum dan membentuk anak sebbar disana.
c.       Adanya lingkungan yang memungkinkan untuk hidupnya sel-sel tumor di tempat yang baru
Setelah sel-sel tumor terlepas dan dapat hidup otonom. Lingkungan yang baru harus cocok untuk pertumbuhannya agar dapat membentuk anak sebar.

J.      Efek Neoplasma
Tumor jinak memberikan akibat-akibat pada sipenderita karena 3 kemungkinan :
1.      Karena Posisinya
Proliferasi sel tumor akan membentuk masa yang dapat menekan jaringan sekitarnya. Jaringan yang tertekan akan menjadi atrofik. Adenoma kelenjar gondok akan menekan trachea dan mengganggu pernapasan. Tumor dalam ureter atau piala ginjal akan menyebabkan bendungan air kemih. Tumor intracranial meninggi.
2.      Karena Komplikasi Sekunder
Perdarahan dapat terjadi pada tumor-tumor jinak di selaput lender, misalnya papilloma pada tractus digestivus dan tractus urinarius. Pada tumor-tumor ini dapat juga terjadi tukak pada permukaannya yang kemudian akan diikuti oleh infeksi. Pada tumor-tumor jinak yang bertangkai seperti pada myoma subserosum atau suatuu cystadenoma ovarii dapat terjadi perputaran tangkai dan dapat menimbulkan rasa nyeri yang sangat. Tumor-tumor yang bertangkai pada usus dapat menimbulkan intususepsi (invaginasi)
3.      Pada tumor atau kelenjar endokrin karena produksi hormone yang berlebihan
Tumor-tumor jinak kelenjar endokrin dapat menghasilkan hormone yang berlebihan sehingga akan timbul akibat-akibat kelebihan hormone ini pada si penderita. Misalnya pada adenoma eosinofilik hipofisis akan terjadi acromegalia atau gigantisme, pada adenoma parathyroid akan timbul osteitis fibrosa cystic generalisata.

K.    Derajat Keganasan Tumor
Diferensiasi tumor merupakan petunjuk keganasan dan kecepatan pertumbuhan tumor. Derajat keganasan tumor dapat menentukan prognosis.
Derajat keganasan tumor dapat ditentukan dengan:
1.      Gambaran makroskopik
Tumor yang tumbu eksofitik(fungating) kurang ganas dibandingkan dengan yang tumbuh infiltrative.
2.      Gambaran mikroskopik, didasarkan pada:
a.       Derajat diferensiasi,
b.      Kelainan-kelainan inti, dan
c.       Banyaknya mitosis; makin banyak makin ganas.
(menentukan derajat diferensiasi, missal pada adenokarsinoma, dilihat pembentukan unsure kelenjarnya, pada karsinoma sel skuamosa dilihat kornifikasinya).
3.      Gambaran makroskopik dan keadaan klinis
Contoh pada karsinoma leher rahim (karsinoma serviks uteri):
a.       Stadium 0 : merupakan tumor ganas intraepitalial.
b.      Stadium I : jaringan tumor terbatas pada leher rahim.
c.       Stadium II : jaringan tumor pada leher rahim dan parametrium.
d.      Stadium III : jaringan tumor telah menjalar pada dua pertiga bagian atas vagina.
e.       Stadium IV : jaringan tumor telah menjalar sampai dinding pelvis dan sepertiga bagian bawah vagina.
4.      Klasifikasi TNM oleh UICC (Union Internationale Centre le Cancer)
Dengan memperhatikan keadaan
T = tumor induk; N = kelenjar getah bening regional; M= metastasis.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Neoplasma merupakan suatu abnormalitas darim sel-sel yang berada dalam tubuh manusia, dimana sel-sel tersebut terus mengalami pembelahan secara aktif serta yang menjadi bahaya adalah karena neoplasma ini bersifat parasit, dalam kata lain menjadi pesaing untuk sel-sel yang sehat, sehingga apabila pertumbuhannya tidak dihentikan maka akan mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Tumor ganas/ kanker.

B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui tentang konsep Neoplasma,baik Definisi Neoplasma,Metabolisme Neoplasma,Sifat Neoplasma, Klasifikasi Neoplasma, seta penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh neoplasma, guna menambah skil performa untuk mendukung tindakan perawat dalam pemberian Askep.















DAFTAR PUSTAKA

Pringgoutomo S. HimawanS. Tjarta. Buku ajar Patologi I (umum). Ed 1. Jakarta: Sagung Seto. 2006
Ahmad Ahyar, 2011. Neoplasma: http://neoplasma-ahmad-akhyar.blogspot.com
Anomin, 2011. Neoplasma: http://www.scribd.com/
Robbins & Kumar, 1995. Buku Ajar Patologi I. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Rukmono, Dr, 1073. Patologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Adam, Syamsunir., 1995, DASAR – DASAR PATOLOGI – seri keperawatan, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Dorland, 2001, KAMUS KEDOKTERAN, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Gibson, J.M., 1996, MIKROBIOLOGI DAN PATOLOGI MODERN – untuk perawat , EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Robbins, Stanley L.; Kumar, Vinay., 1995, BUKU AJAR PATOLOGI I, edisi 4, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar